![]() |
Potret Kartini. IMAGE/Wikimedia Commons |
www.sinergispress.com - Hari Kartini merupakan hari yang patut diperingati oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya para perempuan, karena sosok kartini menjadi salah satu sosok penting dalam emansipasi. Oleh karena itu, tepat pada tanggal 21 April yang juga merupakan hari lahirnya wanita asal Jepara, Jawa Timur tersebut, diperingatilah sebagai hari Kartini.
Melihat dan mengenang sejarah Raden Ajeng Kartini, sudah seharusnya kita (perempuan) bisa mengambil pelajaran yang begitu berharga, di mana pada masa itu Kartini memiliki keinginan. Salah satunya yaitu bagi Kartini perempuan mestilah bebas dan mandiri. Artinya, sebagai perempuan Kartini ingin diberi kesempatan mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Memulai dari keinginan dan pemikiran Kartini pada masa itu, ia telah menegaskan bahwa pentingnya pendidikan bagi anak perempuan. Mengapa pendidikan bagi anak perempuan sangat penting? Apakah pendidikan bagi laki-laki tidak penting?
Saya berbicara mengenai pemikiran Kartini terkait persoalan pendidikan yang sangat penting bagi kaum perempuan, namun bukan berarti tidak penting bagi kaum laki-laki. Semua orang baik perempuan atau laki-laki yang mempunyai keinginan besar, maka pendidikan sangat dibutuhkan. Bagi saya, sudah seharusnya kita semua bisa saling menghargai antara laki-laki dan perempuan, tidak ada hal untuk saling mendominasi satu sama lain, tetapi bisa saling berperan untuk mencapai suatu keinginan bersama.
Melihat dari perkembangan zaman pada saat ini ,masih ada segelintir orang yang masih berpikiran "udahlah perempuan dirumah aja", "ngapain perempuan sekolah tinggi-tinggi, toh masuk dapur juga akhirnya", terdengar kolot pernyataan seperti ini tetapi pada kenyataannya masih ada yang berpikiran seperti itu. Diatas sudah jelas bahwa Kartini ingin perempuan bebas dan mandiri, di sinilah letak bebas dan mandiri, perempuan pun berhak untuk memiliki keinginan mengeyam pendidikan sesuai dengan cita-citanya. Perempuan berhak untuk mewujudkan apa yang diinginkan agar mempunyai kebebasan bertindak dan berpikir, memiliki wawasan yang di mana bisa menciptakan karya yang diinginkannya. Maka, ketika mendengar ada seseorang yang berkata demikian, harusnya tak perlu cemas dan memikirkan omongan tersebut, kita berhak untuk untuk tidak mendengarkannya, tetapi berusaha menunjukkannya dengan sebuah karya.
Dalam perjuangannya, Kartini menggunakan sastra sebagai alat untuk mewujudkan keinginan yang dimilikinya. Pengalaman dan latar belakang Kartini sebagai anak bangsawan menjadi alasan yang kuat dalam memperjuangkan emansipasi perempuan. Tidak hanya itu, adat Jawa yang terlalu mengekang perempuan pun turut memotivasi Kartini untuk berjuang membebaskan diri atas nama perempuan.
Permasalahannya pada saat ini, "masih adakah jiwa Kartini pada Kartini masa kini?', sudah sepatutnya kita sama-sama bisa mengambil sebuah pembelajaran yang didapatkan dari karya-karya yang dituangkan Kartini dalam sastranya. Sudah seharusnya kita bisa menjadi orang yang berpendidikan untuk memiliki wawasan yang di mana untuk mencapai kebebasan bertindak. Pada saat ini yang terpenting bagi kita semua perempuan memiliki kemauan yang keras dan tidak pernah menyerah untuk terus belajar. Tidak seharusnya kita sesama perempuan untuk saling mendiskriminasi, dan merasa insecure. Harusnya kita sama-sama bisa saling mendukung demi mencapai keinginan bersama.
Persoalannya adalah, kita sebagai perempuan mau dan berani tidak untuk bisa mencapai keinginan diri kita sendiri sebagai perempuan? Dalam hal ini, perlu adanya kemauan bersama untuk bisa mewujudkan keinginan bersama, yaitu Kartini masa kini masih ada dengan jiwa Kartini untuk mewujudkan keinginan perempuan, yaitu bebas dan mandiri. (may/arf)
Selamat Hari Kartini.
Penulis: Maryati
Editor: Arfan Muhammad Nugraha
0 Komentar