Cover film
Ngeri-Ngeri Sedap.
(Sumber: cineverse.id)
Judul
Film : Ngeri-Ngeri Sedap
Sutradara
: Bene Dion Rajagukguk
Produser
: Dipa Andika Nurprasetyo
Genre : Keluarga,
drama, komedi.
Tanggal
Rilis : 2 Juni 2022
Durasi :
114 menit
Pemain :
Arswendy Beningswara Nasution, Tika Panggabean, Boris Bokir
Manullang, Gita Bhebhita Butarbutar, Lolox, dan Indra Jegel.
www.sinergispress.com - Film Ngeri-Ngeri Sedap merupakan sebuah film drama komedi Indonesia tahun 2022 yang disutradarai dan ditulis langsung
oleh Bene
Dion Rajagukguk. Film berlatar Suku Batak ini dibintangi oleh Arswendy
Beningswara Nasution (Pak Domu) dan Tika
Panggabean (Mak Domu) yang memiliki 4 orang anak,
yaitu: Boris Bokir Manullang (Domu), Gita Bhebhita Butarbutar (Sarma), Lolox
(Gabe), dan Indra Jegel (Sahat). Film ini ditayangkan di bioskop Indonesia pada 2 Juni 2022. Setelah sukses mendapatkan
lebih dari 2 juta penonton di bioskop seluruh Indonesia, kini film ini
ditayangkan dalam serial netflix dimulai sejak tanggal 6 Oktober 2022.
Bene
Dion Rajagukguk, sutradara pada film Ngeri-Ngeri Sedap ini mengangkat kisah
yang berlatarbelakang keluarga Batak. Meskipun film ini bergenre drama komedi
yang tentunya untuk
menghibur penonton, namun film ini juga menyentil budaya patriarki yang hingga
saat ini masih dominan dipraktikan di budaya Batak.
Dalam interviewnya di kanal Youtube HAHAHA TV Bersama Ernest Prakasa, Bene Dion
telah merencanakan film berlatar suku batak ini sejak 8 tahun lalu. Berencana
mengangkat budaya asalnya dengan rekan-rekan komika sesama keturunan suku Batak.
Ia pun melakukan riset tentang apa saja keresahan-keresahan masyarakat suku
Batak yang dirasakan. Ada hal unik dalam film ini, bahwa seluruh pemain yang
mungkin lebih dikenal sebagai seorang komika lebih menonjol berakting
dibandingkan memainkan komedinya.
Film ngeri-ngeri sedap bermula saat Pak Domu dan Mak
Domu sulit untuk membuat ketiga anaknya pulang ke kampung halamannya di Medan.
Ketiga anak laki-laki Pak Domu memiliki masalah masing-masing dengan ayahnya
yang selalu memaksakan pilihannya, seperti Domu yang dilarang keras menikahi
perempuan suku Sunda, Gabe yang dilarang menjadi Pelawak di Jakarta dan Sahat sebagai anak
terakhir yang harus pulang untuk menempati rumah keluarga. Sehingga ketiga anak
laki-lakinya enggan untuk pulang dari perantauan karena selalu dianggap salah
oleh Ayahnya. Karena sulit untuk membujuk ketiga anak laki-lakinya ini pulang,
Pak Domu merencanakan suatu rencana dengan istrinya Mak Domu untuk pura-pura
akan bercerai untuk mendapat perhatian ketiga anak laki-lakinya.
Secara general, menurut
penulis film Ngeri-Ngeri
Sedap menggambarkan kehidupan partiarki pada keluarga Batak dikemas
secara komedi. Pengambaran pada pola asuh dari Pak Domu yang merupakan seorang
Ayah. Pola asuh keluarga yang berdampak sistem patriarki terlihat
dalam setiap adegannya, seperti jauhnya hubungan Ayah dan anak laki-lakinya.
Karena tingginya sikap maskulinitas yang ditujukan oleh Pak Domu, sosok Ayah
yang dingin dan otoriter juga tidak pernah mengungkapkan perasaan kasih sayang
kepada anak-anaknya. Lalu beberapa keresahan lain bahwa seorang kepala keluarga
disini mengatur pilihan anak-anaknya. Ada sebuah kutipan yang menjawab atas
keresahan pola asuh sosok ayah dalam film ini, yaitu:
“Kalo anak
berkembang orangtua pun harus berkembang. Jadi orang tua itu tidak ada
tamatnya. Harus belajar terus.”
Sosok
sentral perempuan dalam film ini Sarma dan Mak Domu. Sebagai anak perempuan,
Sarma tidak diperbolehkan untuk merantau. Tetapi, atas nama bakti dan adat istiadat,
Sarma rela melepaskan mimpinya untuk sekolah di Bali. Sarma memendam
keinginannya demi mengurus orang tuanya. Disisi lain juga, peran Mak Domu yang
digambarkan sering berselisih pendapat dengan Pak Domu. Namun, Mak Domu selalu
dituntut Pak Domu untuk “menurut saja.” Inilah ciri khas patriarki yang dianut
oleh Pak Domu. Nilai-nilai patriarki yang mengakar di keluarga ini membuat Mak
Domu dan Sarma lebih banyak diam daripada melawan ketika dihadapkan oleh sebuah
masalah.
Scene klimaks
dan menyayat hati pada film ini adalah ketika Sarma dan Mak Domu yang berani
menyuarakan pendapat mereka. Karena, dari sini kita bisa menyimpulkan dan
sama-sama belajar bahwa pentingnya
memberikan ruang bagi perempuan untuk bersuara dan berkarya. Anak perempuan
punya hak setara dengan laki-laki untuk mewujudkan mimpi, bukan mengalah
mengubur mimpi.
Menurut
pandangan penulis terkait kehidupan patriarki dan
keresahan di
film Ngeri-Ngeri Sedap ini tidak hanya akan relate dalam kehidupan
keluarga batak saja, tetapi juga akan relate dikehidupan masyarakat
Indonesia lainnya.
Perasaan hangat akan menyelimuti pembaca setelah menonton film ini.
Penulis: Hilda dan Lulu
Editor: Elsa
0 Komentar