www.sinergispress.com - Sekitar dua pekan lalu tepatnya Sabtu
(04/02/2023), Lembaga Pers Mahasiswa Sinergis mengadakan acara ‘Ngobrol
Sejarah’ yang dilaksanakan rutin per pekan. Agenda ini dibuat untuk orang yang
ingin tahu atau sekadar nostalgia dengan pelajaran sejarah yang pernah
dipelajari.
Pembahasan sejarah yang diobrolkan nantinya
manusia purba di Indonesia, masuk dan
berkembangnya agama, berdiri hingga runtuhnya beberapa kerajaan, masuknya VOC,
masa penjajahan, pendudukan Jepang, dan beberapa peristiwa penting dari sebelum
dan setelah reformasi.
“Saya mendapatkan literatur dari sumber
yang tertera di internet dan hasil riset dari beberapa jurnal sejarah yang saya
baca. Belum bisa diprediksi untuk beberapa pertemuan ke depan, karena masih
banyak tema dan sub-tema yang nantinya menyesuaikan,” ungkap M. Fahmi Farhan,
sebagai pemantik acara Obrolan Sejarah, Minggu (12/02/2023).
Bung Farhan tentu akan memantik obrolan
berdasarkan riset yang telah ditelaah, tetapi peserta diskusi dapat
menginterupsi pembahasan jika ingin menambahkan pemikiran atau data mereka yang
lain.
Acara ini dilaksanakan tiap pekan hingga
beberapa bulan mendatang. Tidak ada keterangan khusus hari apa tepatnya
dilaksanakan. Untuk mengetahui hari mulainya acara, dapat diketahui dari
Instagram Story resmi LPM Sinergis: @sinergispress.
Obrolan yang telah dibahas
“Untuk minggu-minggu kemarin, saya telah
membahas tentang manusia purba di Indonesia juga mengenai keberadaan Sundaland;
Seperti macam-macam manusia purba di Indonesia seperti meganthropus, hingga
Homo Florensiesis dan mengapa manusia purba kala itu tertarik pada
Sundaland dulunya juga bagian dari daratan Nusantara,” ungkap
bung Farhan.
Manusia purba di Indonesia ada banyak
macamnya karena tiap-tiap keadaan geografis, perubahan iklim, makanan dan jalur
masuknya (dari Utara dan Selatan). Contohnya: meganthropus, mereka
memiliki rahang dan kemampuan kunyah yang kuat sehingga rahang nya melebar,
memiliki tonjolan di dahi dan kepala bagian belakang. Macam ini dapat ditemukan
di sekitar Pulau Jawa. Homo
Florensiesis, mereka memiliki kerangka kepala yang kecil, tubuhnya mungil
tidak lebih dari 1 m dan memiliki berat rata-rata sekitar 25 kg.
Semua macam manusia purba ini, awalnya
datang dan menetap di Nusantara. Mereka tertarik dengan Sundaland karena
kawasan Sundaland memiliki sumber daya alam yang lebih melimpah ruah dibanding
tempat-tempat yang didiami sebelumnya.
Sundaland merupakan daratan kontinental di
Asia Tenggara yang terbentuk akibat penyusutan air laut; terbentang dari
semenanjung Malaya, pulau-pulau besar Kalimantan, Sumatera, hingga Jawa dengan
luas 1.850.000 km². Sundaland ini adalah sebutan daratan sebelum dikenal dengan
nama Nusantara.
Obrolan yang akan dibahas
Kedepannya pembahasan inti tema akan terus
disusun sampai masa reformasi. Runtutan pembahasan yang akan diobrolkan akan
beruntun dari pembahasan terakhir hingga kronologi peristiwa-peristiwa besar
yang ada di Indonesia.
“Untuk waktu-waktu terdekat ini (minggu
depan), akan membahas mengenai masuk dan berkembangnya agama di Nusantara dan berdirinya
beberapa Kerajaan di Nusantara,” lanjut bung Farhan.
Pemantik juga akan melibatkan beberapa sub tema
yang ditentukan sambil berjalannya riset yang dilakukan, yang terlewatkan, atau
ada usulan pembahasan pada diskusi. Gambarannya, misal saat pembahasan inti
tentang “Masuk dan Berkembangnya Agama di Indonesia”, jika ditemukan fakta
menarik tentang kepercayaan nenek moyang yang jarang diketahui, akan dibuat
menjadi sub tema yaitu interupsi dari sumber lain dari anggota acara yang kuat
juga akan dijadikan sub tema.
Reporter: Michael Frans H.
Penulis: Michael Frans H.
Editor: Mulyati Gustina
0 Komentar