(sumber: goodreads)
Judul Buku: 86
Penulis: Okky Madasari
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2011
Halaman: 256 halaman
www.sinergispress.com - Kisah Arimbi dimulai dengan kesehariannya memulai hari. Tinggal di kos-kosan kumuh di ujung gang, membuatnya perlu bergegas agar bisa datang tepat waktu di kantor Pengadilan. Baju rapi yang ia kenakan tiap pagi hari akan berubah berbau keringat, lantaran ia perlu melewati banyaknya kendaraan di perjalanan menuju kantor. Berbeda sekali jika dibandingkan dengan bosnya, Bu Danti yang tampil dengan pakaian necis nan harum. Namun Bu Danti dikelilingi rumor bahwa ia mempunyai banyak simpanan pengacara. Walaupun pada akhirnya semua rumor tersebut berubah menjadi kenyataan yang lebih memuakkan.
Menjadi seorang juru ketik di kantor Pengadilan, menjadikan Arimbi satu-satunya harapan keluarga kecilnya di kampung. Dengan gaji yang tak terlalu besar, Arimbi menjadi kebanggaan yang selalu dielu-elukan orang tuanya. Bekerja di lahan basah membuat Arimbi ikut tercebur dalam tradisi “upah” di sana. Ia mulai mengetahui bahwa segala pekerjaannya dapat diuangkan di luar gaji yang ia terima. Sampai suatu ketika, perbuatan tersebut menjebloskannya ke penjara bersama bosnya, Bu Danti.
Tidak berbeda dengan Pengadilan, segala urusan yang perlu diurus di penjara juga perlu uang. Sehingga ia dan suaminya perlu ikut dalam jaringan jual-menjual narkoba. Sampai ia bebas pun, kehidupannya bergantung pada penghasilan hasil menjual narkoba. Namun kelahiran anaknya menyakinkan Arimbi bahwa kehidupan seperti ini akan merugikannya. Yang membuatnya tidak lagi tergiur dengan banyaknya uang yang dihasilkan dari penjualan narkoba, lantaran takut anaknya akan menerima karma atas dosa yang selama ini ia lakukan.
Novel “86” karya Okky Madasari ini mempunyai kisah yang sangat dekat dengan realita. Judulnya sendiri mencerminkan garis besar dari kisahnya. Ini tentang bagaimana uang sangat berkuasa dalam menyelesaikan urusan apapun. Ingin bekerja di tempat dan jabatan yang bagus, solusinya uang. Ingin putusan sesuai dengan keinginan, solusinya uang. Ingin cepat bebas dari penjara, solusinya uang.
Kisahnya juga menggambarkan bagaimana perbedaan hukuman yang didapat oleh orang yang ber-uang dengan yang tidak. Hukuman penjara yang diterima oleh Arimbi, walaupun memang lebih sebentar dibandingkan dengan Bu Danti. Kendati demikian, Arimbi mengalami lebih banyak penderitaan didalamnya, sedangkan Bu Danti dengan uangnya hanya seperti pindah untuk tinggal di apartemen yang kecil.
Keseluruhan cerita tergambar begitu dekat dengan kehidupan kita, begitu menyeramkan sehingga menguras begitu banyak emosi ketika membacanya.
Penulis: Alya Wijayani
Editor: Mulyati Gustina
0 Komentar